Radikalisme,
terorisme dan tindakan ekstrim lainnya merupakan masalah internal Negara saat
ini yang terbilang susah untuk diatasi. Aksi-aksi tersebut mengingatkan pemuda
terkhusus civitas akademika akan apa yang pernah disampaikan oleh presdien
soekarno “lawan ku lebih mudah karena mengusir penjajah, lawan mu lebih sulit
karena melawan bangsa sendiri” hal inilah yang saat ini seperti jadi kenyataan
dalam perjalanan bangsa saat ini. ditengah derasnya arus radikalisme dan juga
terorisme menjadi salah satu tantangan tersendiri.
Sebagai
universitas yang memegang teguh prinsip dari tridharma perguruan tinggi yaitu
pendidikan, penelitian, berikut dengan pengabdian. Universitas jambi yang
merupakan salah satu universitas terbesar di pulau sumatera telah menjadi role
model bagi universitas-universitas lain se Indonesia untuk melakukan aksi
menolak radikalisme dan juga terorisme . dan jika dihubungkan dengan tridharma
perguruan tinggi hal seperti ini merupakan bagian dari suatu pengwujudan dari
tridharma tersebut.
Masalah
teroris baik teroris nasional maupun teroris internasional harus dicegah dan
diatasi secara bersamasama, hal inilah yang telah dilakukan oleh Universitas
Jambi dalam deklarasi yang digelar pada 11 februari 2016 dengan menggandeng
antar lintas sektor pada saat deklarasi dengan melibatkan 1000 personil dari
Tentara Nasional Indonesia (TNI) 500 anggota pramuka, dan mengikutkan Menwa,Ormas, Tokoh
lintas agama , dan juga tokoh pemuda.
Suatu
deklarasi yang penuh makna tentunya sikap yang ditempuh, mengenai sikap dari
civitas akademika universitas jambi menanggapi hal-hal yang mampu mengikis
keutuhan dan kesatuan bangsa. Tindakan
ini sejalan dengan apa yang menjadi arahan dari kepala Negara yang sekaligus
kepala pemerintahan yaitu presiden
jokowi yang mengatakan perlunya usaha bela Negara, yang jika dikodifikasi oleh
universitas salah satu caranya adalah dengan deklarasi, dan jika hendak
ditindaklanjuti lebih jauh lagi adalah dengan penerapannya yang lebih jauh
dilaksanakan ketika pelaksanaan kuliah kerja nyata (KKN) yang merupakan suatu
kewajiban bagi mahasiswa/I sebelum memperoleh gelar sarjana.
Selangkah
lebih maju dari berbagai universitas yang ada di Indonesia, sebab unja adalah
salah satu universitas yang pertama kali mendeklarasikan penolakan terhadap masalah
ini setelah melihat adanaya fenomena-fenomena yang memiriskan permasalahan
bangsa ini sehingga tidak sedikit energy dari yang bertugas mengurus Negara ini
habis sia-sia tanpa manfaat karena hannya mengurusi masalah yang tidak
produktif.
Banyaknya
mahasiswa/mahasiswi yang menempuh
pendidikan
di kampus ini menjadi salah satu factor penguat bagi unja sendiri untuk
menyampaikan pesan penolakan terhadap tindakan terorisme dan juga radikalisme dan
dibantu lagi dengan penyebaran kampus yang tidak hannya berada disatu tempat.
Oleh karenanya luasan jangkauan wilayah masyarakyat akan lebih maksimal.
Gejala sosial yang sedang
terjadi dewasa ini baik sekala nasional dan internasional adalah komunnitas
Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) secara pesat mempengaruhi dunia
saat ini. dengan globalisasi yang semakin pesat mendorong intervensi terhadap
negara-negara luar. Tanpa adanya
kesiapan dan perlindungan akan moral dengan moril Indonesia terutama pemuda negara ini akan
terbawa arus globalisasi bahkan dapat mengancam keutuhan budaya yang baik dari
negara Indonesia.
Permasalahan yang dialami
negara Indonesia dari waktu ke waktu semakin memaparkan bahwa banyak hal yang
harus kita kembalikan terhadap esensi cita-cita bangsa Indonesia jelas tertuang
pada pembukaan UUD 1945. Univeritas Jambi bersama segala elemen dan antar
sektor yang berkaitan dengan segala
komitmen akan menjaga esensi dari tujuan bangsa Indonesia untuk melahirkan
generasi yang cerdas.
Pada Berita Aktual, Rabu
(10/2) Rektor Universitas Jambi Prof. Dr. Johni Najwan. SH., MH., Ph.D
menyampaikan bahwa selain meningkatkan wawasan kebangsaan bagi Civitas Kampus
Unja, pastinya juga untuk mensinergikan TNI dan Civitas Unja dalam menghadapi persoalan
kebangsaan. Khususnya dalam menghadapi berbagai persoalan kebangsaan,
diantaranya tindakan radikalisme, terorisme dan komunitas Lesbian, Gay,
Biseksual dan Transgender (LGBT) yang saat ini mulai mencuat.
Pernyataan Rektor
Universitas Jambi menyikapi bahwa pesatnya pertumbuhan dan pegaruh (LGBT) saat ini
membawa perubahan nantinya terhadap kebudayaan Indonesia sebagai negara yang
bermoral dan beragama. Karena pada hakikatnya semua agama di Indonesia melarang
keras akan fenomena sosial tersebut tanpa terkecuali. Beberapa negara lain
didunia saat ini bahkan telah melegalkan akan keberadaan dan hak (LGBT). Bahkan
beberapa pemegang kekuasaan dinegara luar telah mengalami hal ini.
Selain itu, deklarasi dan kegitan tersebut juga untuk
menunjukkan kepada masyarakat bahwa selain untuk meningkatkan wawasan kebangsaan
dan gotong royong bersama bisa menambah semangat kebersamaan untuk bela negara melalui
penguatan antar individu.
Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi
untuk wajib bela negara. Jadi dengan gotong royong itu menambah semangat kita
juga bahwa bela negara itu tidak mesti hanya berperang tetapi juga dengan
gotong royong itu menambah semangat kita juga. Kita satu payung NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia) untuk menunjukkan kepedulian kita terhadap bangsa
dan negara,” ucapnya
Dengan kegiatan tersebut Rektor
berharap untuk Civitas Unja bisa tumbuh kesadaran dan tanggung jawab terhadap
bela negara serta membangun kampus secara bersama. “semoga dengan kegiatan ini,
semua Civitas Unja bisa memperlihatkan kepedulian tinggi terhadap kemajuan
Negara dan terlepas dari aksi terorisme dan radikalisme begitu juga dengan LGBT
yang tidak mencerminkan budaya bangsa Indonesia.
Mantap..
BalasHapus